Delapan puluh empat purnama berlalu,
tak ada lagi jerit yang begitu perih,
tak ada lagi tangis bibir yang mengiris hati,
tak ada lagi nafas yang menyesakkan dada.
perlahan membaik,
menutup luka,
mengubur derita.
kini,sejuta do'a suci tak henti melayang ke cakrawala bagi mereka yang tergulung amarah pagi.
tak ada lagi jerit yang begitu perih,
tak ada lagi tangis bibir yang mengiris hati,
tak ada lagi nafas yang menyesakkan dada.
perlahan membaik,
menutup luka,
mengubur derita.
kini,sejuta do'a suci tak henti melayang ke cakrawala bagi mereka yang tergulung amarah pagi.
0 comments:
Post a Comment